Kulon Progo adalah satu dari lima kabupaten/kota yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya dibagian barat yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Purworejo dan Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Menurut Data Badan Pusat Statistik Kulon Progo (2016), penduduk Kulon Progo terdiri berbagai agama dan keyakinan. Umat Islam berjumlah 420.135 jiwa, umat Katolik berjumlah 18.538 jiwa, umat Kristen berjumlah 5.933 jiwa, umat Buddha berjumlah 643 jiwa, umat Hindu berjumlah 26 jiwa, umat Konghucu 1 jiwa dan umat Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang tersebar di beberapa kecamatan. Kehadiran umat beragama yang beranekaragam dan didukung oleh kebijakan pemerintah kabupaten yang inklusif telah menjadikan Kulon Progo sebagai salah satu kabupaten toleran di Indonesia.
Kabupaten Kulon Progo yang sangat beragam juga menjadi problem sosial jika tidak dikelola dengan baik. Apalagi Kulon Progo bukanlah wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh kekuatan-kekuatan kelompok intoleran. Kehadiran kelompok intoleran di tengah-tengah masyarakat maupun di sekolah bisa menjadi masalah sosial keagamaan di Kulon Progo. Selain itu, proses pembangunan yang masif bisa menjadi magnet baru bagi pertarungan ekonomi dan politik yang membawa narasi-narasi keagamaan yang ekslusif. Akses media sosial yang tidak terkontrol juga bisa menjadi pemicu ketegangan sosial antar umat beragama.
Untuk menyokong kehidupan yang toleran perlu didukung oleh kebijakan desa yang inklusif dan kehidupan warga yang harmonis. Apalagi wilayah selatan Kulon Progo akan menjadi wilayah ekonomi baru dengan dibukanya Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS). Tentu wilayah selatan harus menyiapkan diri dengan berbagai kemungkinan yang dapat menyebabkan konflik sosial keagamaan baik karena faktor ekonomi, politik maupun provokasi media sosial.
Dengan semangat Sumpah Pemuda, Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia (PUSHAM UII) bekerjasama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kulon Progo, dan berbagai pihak berupaya menginisiasi pertemuan dan dialog antar komunitas, pemerintah desa dan pemerintah kabupaten seperti yang dilaksakan kali ini di Desa Ngentakrejo, Kecamatan Lendah, Kulon Progo.
Semangat Sumpah Pemuda Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama di Kulon Progo yang diinisiasi oleh Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia (PUSHAM UII) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kulon Progo yang bekerja sama dengan berbagai pihak bertujuan untuk membangun kerukunan umat beragama di Kulon Progo. Kali ini tempatnya di Desa Ngentakrejo karena kehidupan warga desa sangat inklusif dengan pesebaran umat beragama yang beragam. Tentu narasi-narasi baik pengelolaan masyarakat dan kebijakan desa perlu dibagikan ke banyak orang.
Selain itu, dialog kerukunan menjadi sangat penting sebagai sarana perjumpaan antar masyarakat, komunitas keagamaan dan pihak pemerintah desa serta kabupaten sebagai upaya membangun keharmonisan hidup antar umat beragama. Harapannya dengan dijiwai oleh semangat Sumpah Pemuda yang menjadikan Kita Indonesia bisa mengedepankan dialog dalam menyelesaikan berbagai persoalan, dan adanya kebijakan yang inklusif bagi semua warga negara. Dengan begitu perbedaan agama tidak menjadi problem sosial baik di desa maupun di kabupaten, namun perbedaan agama bisa menjadi kekuatan dalam membangun kehidupan yang lebih baik dan beradab.
Dialog “Semangat Sumpah Pemuda Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama di Kulon Progo” akan dipantik oleh beberapa nara sumber seperti Kepala Desa Ngentakrejo, anggota FKUB Kulon Progo, dan PUSHAM UII.
Pembicara pertama diwakili oleh Bapak Sumardi selaku Kepala Desa Ngentakrejo. Bapak Sumardi akan berbicara mengenai semangat Sumpah Pemuda dalam pelayanan desa yang inklusif, bagaimana mengelola keberagaman umat beragama, dan apa yang dilakukan jika terjadi ketegangan sosial keagamaan di desa.
Pembicara kedua diwakili oleh Ibu Barokatussolihah, S.Ag., M.Si selaku anggota FKUB Kulon Progo. Ibu Barokatussolihah akan berbicara mengenai kegiatan yang dilakukan oleh FKUB dalam menjaga kerukunan umat beragama, dan bagaimana mekanisme pendirian rumah ibadah.
Pembicara ketiga diwakili oleh Bapak Puguh Windrawan, S.H., M.H dari PUSHAM UII. Bapak Puguh akan berbicara mengenai potret kejadian konflik umat beragama sebagai gambaran agar pihak desa bisa mengantisipasi gejala sosial keagamaan yang terjadi. Selain itu, Bapak Puguh juga akan memberikan pandangan mengenai tanggung jawab pemerintah kabupaten dan desa dalam menjaga kerukunan umat beragama.
Kegiatan dialog “Semangat Sumpah Pemuda Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama di Kulon Progo” akan dilaksanakan pada:
Hari, tanggal : Kamis, 24 Oktober 2019
Waktu : Pukul 09.00- selesai
Tempat : Balai Desa Ngentakrejo, Nglitayan II, Ngentakrejo, Lendah, Kulon Progo.
Peserta yang hadir dalam dialog “Semangat Sumpah Pemuda Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama di Kulon Progo” berasal dari forum perkumpulan dan komunitas keagamaan dan keyakinan serta pihak pemerintah kabupaten dan desa seperti:
1. Kesra Desa Ngentakrejo
2. Karangtaruna Desa Ngentakrejo
3. Babinsa Desa Ngentakrejo
4. Babinkamtibmas Desa Ngentakrejo
5. Kepala Dusun Bendo, Desa Ngentakrejo
6. Kepala Dusun Kasihan I, Desa Ngentakrejo
7. Kepala Dusun Kasihan II, Desa Ngentakrejo
8. Kepala Dusun Mirisewu, Desa Ngentakrejo
9. Kepala Dusun Nglitayan I, Desa Ngentakrejo
10. Kepala Dusun Nglitayan II, Desa Ngentakrejo
11. Kepada Dusun Pereng, Desa Ngentakrejo
12. Kepala Dusun Temben, Desa Ngentakrejo
13. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kulon Progo
14. Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia (PUSHAM UII)
15. Rohmanu (Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel – SIGAB)
16. Kesbangpol Kulon Progo
17. TKSK Kecamatan Lendah
18. Gereja Kristen Jawa (GKJ) Ngentakrejo
19. Gereja Katolik Santa Theresia, Brosot
20. Penghayat Kepercayaan Kulon Progo
21. Fatayat NU Kulon Progo
22. Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Kulon Progo
23. Wanita Theravada Indonesia (Wadani)
24. Nasyiatul Aisyiyah (NA)
25. Jaringan Masyarakat Inklusi Kulon Progo (JARIK ROGO)
26. P3A Pesisir
27. Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kulon Progo
28. Jaringan Masyarakat Kulon Progo (JMKP)
29. Forum Pemuda Lintas Agama (FPLA) Kulon Progo
30. Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kulon Progo
31. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kulon Progo
32. IPPNU Kulon Progo
33. IPNU Kulon Progo
34. Pemuda Theravada Indonesia (PATRIA)
35. Orang Muda Katolik (OMK) Gereja Katolik Santa Theresia Brosot
36. Pemuda Gereja Kristen Jawa (GKJ) Ngentakrejo
37. Kelompok Difabel Desa Ngentakrejo
38. Kelompok Difabel Desa Jatirejo
39. Kelompok Difabel Desa Gulurejo
40. Kelompok Difabel Desa Wahyuharjo
41. Kelompok Difabel Desa Bumirejo
42. Kelompok Ketoprak Putri Peni Laras, Mirisewu, Ngentakrejo
Download Materi :
FKUB Kulon Progo . Oleh : Barokatussolihah
DESA NGENTAKREJO. Oleh TRI TUGIYATNA
Kearifan Lokal: Alat Mempererat Nilai Toleransi. Oleh : Puguh Windrawan