Tantangan kerja institusi kepolisian semakin membutuhkan kesiapan lebih dalam menghadapi perkembangan situasi masyarakat yang semakin maju. Kebutuhan untuk mempersiapkan sumber daya kepolisian yang lebih terampil, kritis dan responsif terhadap berbagai problem masyarakat yang muncul menjadi sebuah keniscayaan sejarah. Tidak hanya dalam kesiapan fisik, melainkan juga kesiapan nalar dan tradisi pemikiran yang lebih kuat. Pengembangan fisik selalu harus ditunjang dengan pengembangan kapasitas intelektualitas.
Barangkali tuntutan atas pengembangan kapasitas intelektualitas pada sumber daya kepolisian merupakan strategi penting yang tak boleh diremehkan. Kemampuan gagasan, pemikiran dan kerja-kerja penulisan kini tidak hanya tugas komunitas sipil non kepolisian, namun juga lembaga pendidikan kepolisian dan polisinya juga. Era keterbukaan informasi dan semakin meningkatnya tantangan atasnya, jelas-jelas harus disikapi dengan lebih kritis. Kerja-kerja pemikiran dan gagasan menjadi alat strategis dalam menunjang visi kerja institusi kepolisian.
Pengembangan tradisi ilmiah dan kerja-kerja penalaran yang bisa dituangkan dalam beberapa karya tulisan semakin menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan. Perubahan sistem pendidikan Akademi Kepolisian ke arah strata yang lebih tinggi harus ditunjang dengan pengembangan satu sistem yang memadahi bagi berkembangbiaknya kebudayaan ilmiah. Tak hanya sebagai syarat yang memang wajib, tetapi juga merupakan tuntutan serius dalam usaha peningkatan profesionalitas kepolisian ke masa depan. Secara taktis, status akreditasi A yang disematkan kepada Akademi Kepolisian menjadi tantangan yang serius untuk terus dipertahankan dan dikembangkan. Pola pengembangan yang musti dilakukan adalah membangun tradisi dan budaya ilmiah di lembaga pendidikan kepolisian. Tradisi dan budaya ilmiah tersebut nantinya akan sangat berguna untuk menunjang kerja-kerja teknis kepolisian. Tradisi dan budaya ilmiah juga sangat berguna untuk menyusun dasar kebijakan yang nanti akan digunakan oleh kepolisian.
Di dalam kerangka di atas, PUSHAM UII dan Akademi Kepolisian telah mengadakan workshop penulisan bagi Perwira Siswa Akademi Kepolisian yang berakhir dengan penugasan kepada beberapa Perwira Siswa untuk menulis naskah akademik. Menindaklanjuti hasil workshop tersebut, maka naskah bunga rampai penulisan itu akan dipresentasikan di hadapan berbagai civitas akademik di dalam dan di luar Akpol. Kecuali sebagai bagian dari pertanggungjawaban hasil kerja workshop, maka seminar nasional ini bisa menjadi ajang promosi dan uji kapasitas kemampuan penulisan yang dilakukan oleh Perwira Siswa. Acara ini akan menjadi langkah awal yang bagus bagi pembudayaan tradisi ilmiah dan sekaligus peningkatan kualitas pendidikan Akademi Kepolisian secara umum.
Demikian yang menjadi latar pertimbangan mengapa seminar nasional ini digelar. Setidaknya acara ini menjadi pintu penting untuk membuka ketertarikan dan sekaligus budaya penulisan di lembaga pendidikan kepolisian. Hasil akhirnya, tentu saja hasil karya penulisan Perwira Siswa ini akan dijadikan buku yang berharga bagi contoh karya awal yang bisa diteruskan dalam generasi Perwira Siswa dan/atau Taruna setelahnya. Karya buku ini bisa jadi juga menjadi bagian penting mendorong kapasitas pertanggungjawaban ilmiah yang bisa dikembangkan dan dikerjakan oleh institusi Akademi Kepolisian.
Tujuan Kegiatan
- Menjadi sarana penting dalam pengembangan habitus dan tradisi ilmiah dalam institusi pendidikan di Akademi Kepolisian.
- Mendorong kapasitas kemampuan Perwira Siswa untuk merumuskan gagasan dan sekaligus menorehkan dalam karya penulisan ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan.
- Menjadi wadah akademis untuk mengelaborasi peta konsep pengembangan lembaga pendidikan kepolisian untuk memperkokoh paradigma kepolisian serta menjawab kebutuhan-kebutuhan riil sesuai tuntutan perubahan zaman.
Bentuk Acara
- Seminar Hasil Karya Penulisan Perwira Siswa
- Seminar Nasional
Hari dan Tempat Pelaksanaan
Hari : Kamis, 13 Februari 2014
Tempat : Akademi Kepolisian Semarang
Narasumber
- Nur Kholis, S.H., MA. (KOORDINATOR SUB KOMISI MEDIASI KOMNAS HAM)
- Prof. Dr. Adrianus Meliala (KOMPOLNAS)
- Irjen. Pol. Drs. Eko Hadi Sutejo, M.Si. (Gubernur AKPOL)
Peserta Undangan
400 orang yang terdiri dari Tenaga Didik Akpol, Perwira Siswa Akpol, Mahasiswa, NGO dan Undangan Lainnya.