Peringatan International Women’s Day 2024. Diskusi “Kondisi dan Urgensi Advokasi Hak-Hak Perempuan di Indonesia”

Banyak negara memperingati International Women’s Day (IWD). IWD sendiri merupakan hari di mana pencapaian perempuan diakui secara setara, tanpa memandang perbedaan-perbedaan seperti kebangsaan, etnis, bahasan, budaya, ekonomi, atau politik. Di antara pencapaian-pencapaian dimaksud adalah kontribusi perempuan dalam memperkuat perdamaian dan keamanan internasional, serta perjuangan perempuan dalam melawan kolonialisme, rasisme, diskriminasi, dan segala bentuk dominasi.

IWD sekaligus menjadi monumen yang menegaskan kesetaraan setiap orang. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, “all human beings are born free and equal in dignity and rights.”

Dalam rangka memperingati IWD, Pusham UII menyelenggarakan Diskusi ‘Kondisi dan Urgensi Advokasi Hak-Hak Perempuan di Indonesia’ pada Jumat, 8 Maret 2024. Diskusi yang diselenggarakan secara hybrid ini menghadirkan Purwanti (Mbak Ipung), manajer advokasi SIGAB Indonesia, dan Yasyfa Febriani (Syfa), peneliti Pusham UII, sebagai narasumber. Dimoderatori Heronimus Heron, peneliti Pusham UII, diskusi ini diawali dengan pemaparan dari Yasyfa, disusul Mbak Ipung, dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab hingga selesai.

Syfa memaparkan isu perempuan dan konstruksi gender dalam konteks. Ia menekankan, dampak konstruksi gender hari ini adalah ketidaksetaraan terhadap penikmatan hak bagi perempuan dan laki-laki. Padahal, terdapat praktik-praktik kehidupan di masa lalu dan di belahan dunia lain yang menunjukkan kesetaraan itu. Pada bagian akhir pemaparannya, Syfa mengajak pendengarnya untuk merefleksikan upaya-upaya untuk mendobrak hambatan konstruksi gender hari ini.

Mbak Ipung berfokus pada isu dan potret nyata diskriminasi dan kerentanan yang dialami perempuan disabilitas, terutama dalam konteks peristiwa kejahatan, pelecehan, eksploitasi, dan kekerasan. Dilanjutkan dengan isu peradilan inklusif bagi penyandang disabilitas, terutama perempuan, Mbak Ipung menutup sesi pemaparannya dengan mengajak pendengarnya untuk refleksi eksistensi dan gerakan perempuan disabilitas dalam konteks Indonesia.

Untuk materi dari Syfa dan Mbak Ipung, teman-teman dapat mengunduhnya pada tautan berikut ini.

Download Materi Narasumber:

  1. Purwanti
  2. Yasyfa Febriani S.H.

en_GBEN
Scroll to Top
Scroll to Top